Selasa, 11 Oktober 2011

Nasib Bedah Rumah

Warga desa Pinggan Kec. Bulu yang menerima program rehab rumah tidak layak huni.

Bulu – Warga miskin sejumlah desa berharap program rehabilitasi rumah tidak layak huni atau lebih dikenal dengan “bedah rumah” ditingkatkan kuota penerimanya, karena program tersebut cukup efektif mengurangi beban masyarakat.

Di desa Pinggan Kec. Bulu misalnya. Tahun 2010 lalu hanya ada tiga rumah warga direhab, padahal masih tersisa belasan warga miskin lain yang menantikan uluran tangan. Kaur Kesra desa Pinggan, Widji mengatakan sering menerima pertanyaan mengenai kelanjutan program tersebut. Ia sebatas menjawab belum tahu, tetapi pada dasarnya kebutuhan perumahan yang layak sering diabaikan oleh masyarakat pelosok pedesaan, karena mereka lebih mengutamakan masalah kecukupan pangan.

Widji menganggap program rehab rumah menjadi salah satu langkah nyata, kepedulian pemerintah terhadap nasib rakyat kecil. Menurutnya tak hanya dipertahankan, tetapi justru selayaknya jumlah penerima ditambah.

Bagaimana tanggapan Pemkab Rembang ? Kepala Dinas Kesejahteraan Sosial, Tenaga Kerja Dan Transmigrasi, Suranto menjelaskan bantuan tersebut berasal dari Kementerian Sosial. Tahun lalu pihaknya mengusulkan rumah 270 kepala keluarga untuk direhab, tetapi yang disetujui hanya 50 KK. Tahun ini diluncurkan usulan terbaru sebanyak 200 KK, tetapi belum ada jawaban.

Suranto menambahkan semua keputusan tergantung Kementerian Sosial, apalagi rehabilitasi rumah tidak layak huni, disebar ke banyak daerah se Indonesia. Sedangkan untuk sokongan anggaran daerah, sementara ini tidak memungkinkan, sehingga mengandalkan bantuan tingkat pusat.



Tidak ada komentar: